Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mulai menggelar Musyawarah Kerja Nasional. Terkait dengan momen itu, legenda hidup bulutangkis Indonesia Rudy Hartono berharap olahraga tersebut bisa kembali berprestasi.
PP PBSI menggulirkan Musyawarah Kerja Nasional (mukernas) di Hotel Grand Ina Bali Beach, Sanur, Bali, pada tanggal 29-30 November ini dengan tema Kekompakan dan Sumbangsih untuk Kejayaan Bulutangkis Indonesia.
Sehubungan dengan menurunnya prestasi bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono yang turut hadir pun berusaha memberikan saran dan masukan kepada PP PBSI dan pengurus provinsi.
"Bulutangkis tanpa medali di Olimpiade merupakan warning kalau prestasi bulutangkis kita sedang menurun. Namun kemudian ada angin segar dari dua gelar Juara Dunia 2013 dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran) dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra). Hal ini menyadarkan kita bahwa masih harapan bahwa bulutangkis bisa bangkit lagi," tutur Rudy dalam siaran pers PBSI.
"Di sektor tunggal putra, gelar juara dunia terakhir diraih Taufik Hidayat pada tahun 2005. Hingga kini tahun 2013 belum ada lagi yang bisa meraih gelar tersebut. Begitu juga di tunggal putri dan apalagi ganda putri. Semoga dalam dua tahun lagi kita bisa membawa gelar tersebut ke Tanah Air," harapnya.
Mukernas PBSI 2013 dibuka oleh Wakil Ketua Umum I PP PBSI Fuad Basya. PBSI juga menyerahkan Meritorius Award yang merupakan penghargaan dari BWF (Badminton World Federation) kepada Koesdarto Pramono (DI Yogyakarta) dan Iriansyah Busra (Kalimantan Timur) dan Anton Gunadi (Kalimantan Selatan) atas jasa-jasa mereka dalam pengembangan bulutangkis di Indonesia. Turut hadir pula di acara ini Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo.
0 komentar:
Posting Komentar